XtGem Forum catalog

Cerita 1

AWAL PERMUSUHAN YG TAK BERAKHIR

Peristiwa Isra' Mi'raj adalah salah satu dari tiga peristiwa sangat penting dalam perjalanan sejarah da'wah Islam, sederajat dg peristiwa kebangkitan Muhammad saw sbg Rasul dan peristiwa Hijrah ke Madìnah. Melalui Mi'raj inilah shalat kemudian diwajibkan kpd kaum muslimin. (Al Isra' wal Mi'raj, Syekh Mutawalli Sya'rowi).

Dg tuntunan wahyu, Rasulullah saw. Melaksanakan kewajiban inì dg menghadap Baitul Maqdis sebagai kiblat. Namun jauh sebelum shalat disyariatkan, kecintbn Rasulullah terheap Ka'bah sebagai kiblat kakeknya, Ibrahim as. sudah terpateri begitu kuat dalam hati dan kecintaan inilah yg mendorong beliau untuk selalu bermunajat kepada Allah di depan Ka'bah.

Kewajiban menghadap Baitul Maqdis tidak mengurangi kecintaan tersebut dan tidak dapan menggeser kedudukan ka'bah dari hati beliau. Hal ini terlihat jelas dg posisi yg selalu beliau pilih ketika melaksanakan shalat, yaitu diantara Hajar Aswad dan Rukun Yamani, dan arah ini jika ditarik garis lurus kedepan akan mengarah ke Baitul Maqdis. Dg dmikian Rasulullah dalam shalat selalu menghadap dua kiblat sekaligus, yaitu Ka'bah dan Baitul Maqdis. Kebiasaan ini terus dilakukan selama beliau berada di Maklah. (Banu Israil fil Quran was Sunnah, Dr. Sayid Thanthawi).

Baitul Maqdis, simbol kesatuan Yahudi dan kiblat mereka, dijadikan kiblat katm muslimin. Yahtdi menganggap ini sebagai bentuk pengukuhan agama mereka. Maka tdk mengherankan jika ada rasa kebanggaan tersendiri yg akhirnya mendorong mereka untuk membesar-besarkan masalah ini sebagai bentuk kebenaran agama Yahudi.

Pada mulanya, terbesit harapan dalam hati Rasulullah saw, bahwa kesatuan kiblat ini dapat menarik Yahudi untuk memenuhi da'wah Islam. Namun kenyataan yg terjadi justru menamch keresahan kaum muslgmin karena dg aktif kaum Yahudi menyebarkan isu bahwa mengikui kiblat adalah langkah pertama, dan dalam waktu dekat Rasulullah pasti akan mengikuti agama mereka

Gencarnya propaganda Yahudi yg menuduh Rasulullah menjiplak ajaran agama Yahudi sangat menekan dan mempengaruhi da'wah Islam. Bermula dari tuduhan plagiat inilah, Rasulullah saw sering bermunajat kpd Allah agar memindahkan kiblat ketempat lain supaya kaum muslimin terhindar dari ejekan dan cemoohan Yahudi.

Allah mengabulkan doa Rasulullah. Kemudian turunlah perintah merubah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. Perintah ini disambut gembira oleh kaum muslimin, secb Ka'bah adalah lambang kesatuan Arab, tempat kebanggaan dan pusat kegiatan spiritual yg dibangun oleh nenek moyang merereka, Nabi Ibrahim as dan putranya Nabi Ismail as.

Diriwayatkan oleh Bukhari, “Bahwa Rasulullah melaksanakan shalat pertama menghadap ka'bah adalah shalat Ashar, yg dilakukan berjamaah.”


Mereka menambahkan: “Kalau kiblat ke Baitul Maqdis benar, berarti pengalihan Ka'bah adalah penyelewengan kaum muslimin yg dipelopori Muhammad. Dan jika kiblat ke Baitul Maqdis salah, berarti shalat kaum muslimin selama ini Bathil”.

Provokasi lain yg disebarkan di antaranya, “Andaikan Muhammad seorang Nabi, pasti tdk akan meninggalkan kiblat para nabi dan merubahnya ke tempat lain”. Ada pula isu berbunyi, “Apa yg dilakukan Muhammad hari ini, pasti esok akan dirubah lagi”. Dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan senada lainnya.